Pohon kamboja itu terlihat bersedih
Bunganya jatuh bertebaran di sekelilingnya
Seolah memahami kedukaan di rumah itu
Seakan ikut menangisi kepergiannya.
Tiap sudut dihiasi bendera kuning
Yang kulihat hanya tangisan,
Pelukan rasa kehilangan,
Aaahhh...sungguh memilukan.
Allahu akbar... Allahu akbar...
Terdengar begitu jelas di telingaku
Tangisan semakin pecah,
Melirik pada tubuh yang terbujur kaku disampingku,
Teringat kembali masa indah dulu
Air mataku mengalir tiada henti
Seraya ku lantunkan doa untukknya
Hari itu, bukanlah kemenangan
Bukanlah pesta pora,
Namun kedukaan yang tertoreh kembali,
Luka atas kepergiannya
Sedih berkecambuk,
Hancurnya hati ini ditinggalkan,
Kenangan itu telah terhenti
Seiring perjalanan terakhirnya
Hanya tuhan yang tahu
Kapan sang azal kan menjemput
Tuhan punya kehendak,
Kita hanya menjalankan-Nya
Apa yang Engkau Perintah,
Apa yang Engkau Hendaki
Karena Engkau Maha Esa
Takdir ini tak dapat ditukar
Takdir ini bukan jual beli
Air mata si miskin,
Air mata si kaya,
Di mata Tuhan semua sama
Saat kita terpanggil,
Tuk menghadap-Nya
Tiada harta,pangkat,derajat yang dibawa
Hanya amal ibadah yang menjadi bekal
Kekayaan bukanlah suatu kesombongan
Bukan untuk membunuh atau menghina si miskin
Semua datang dari Tuhan,
Dan kembali pada Tuhan...
Saturday, July 25, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment