Kehilangan

Kehilangan

Doamu Ayah

Doamu Ayah

in Memorian of H.M.Husni Thamrin & Hj.Tina Triwahyuni Widya Nigrum

in Memorian of H.M.Husni Thamrin & Hj.Tina Triwahyuni Widya Nigrum
For my Parent in Heaven

PESAN TERAKHIR

3 kunci itu kan kusimpan sepanjang hayatku,
Takkan lekang oleh ruang dan waktu.

Dunia kita memang telah berbeda,
Namun Cinta, Kasih Sayang, serta Ilmu darimu.
Adalah warisan yg paling bernilai untukku.

Terimakasih Papah...

Father...

Father...
Loosing U is My deepest Pain Father

Saturday, July 25, 2009

Bias Kehidupan

PELANGI, AWAN dan HUJAN

Awal suatu kehidupan yang baru pertanda kan bersinarnya sang mentari di ufuk timur,memberikan ucapan selamat pagi dengan hangatnya,menerangi seluruh semesta dengan sinarnya yang baru saja menyala,di susul kicau burung di tengah sawah yang menghampar bak permadani hijau yang amat ingin kupakai tuk alas tidurku yang selalu dingin dan lembab.

Angin pagi yang berhembus lembut melalui sela ranting pohon yang masih basah akan tetesan embun yang menari lembut di setiap helai daun,setiap ranting,dan bunga bunga yang siap merekah. Memberikan senyuman terindah pada setiap yang menatapnya,terpikat akan kecantikan tiap warna dari kelopakny,serta harumnya pesona yang bertaburan di sekelilingnya.

Pelangi di atas langit berwarna warni seolah menjadi sebuah jembatan khayal yang penuh asa,berjalan,melangkah,dan
seolah berlari di atas keindahan bias bias warnanya,tepat terletak di tengah awan awan besar yang agak gelap,namun gelapnya pudar tertimpa langkah langkah yang ada di atas pelangi dan menyebranginya dengan penuh cinta dan kasih,serta harapan atas jejak jejak yang telah ditinggalkan.

Namun seiring berputarnya roda waktu,siang tlah hadir mengahuskan segala kesejukan dan keindahan pagi hari. Panasnya tanpa ampun membakar segala yang ada di bawahnya,hingga mata pun tak kuasa terbuka lebar tuk menatap teriknya.semua berpaling menatap sang matahari,takut akan apinya yang menggelora bagai bola api yang amat besar dan panas. Namun rupanya awan hitam tengah bersiap menyelimutu seluruh angkasa dengan tubuhnya,menjadikan seluruh semesta gelap,dan dingin.angin kencang datang memporak porandakan segalanya,hanyalah tinggal serpihan serpihan kecil yang sengaja disisakan oleh sang angin sebagai bukti bahwa ia pernah menghancurkan suatu titik yang teramat buruk akibatnya.

Rintik hujan mulai turun,dan tiba-tiba saja berubah menjadi deras dan semakin deras,disertai kilatan cahaya petir beserta gemuruhnya yang menyambar ke segala penjuru. Hari ini gelap gulita,sunyi sepi,semua bersenbunyi dan berlindung di tempat yang menurut mereka aman tuk menyelamatkan diri.

Deras dan semakin deras hujan yang turun,sungai-sungai tak mampu membendung tingginya titik air yang jatuh di atasnya,mereka tak kuasa lagi dan segera memuntahkannya keluar,menggenagi bahkan membanjiri sekitarnya. Hujan tak kunjung reda,suasana masih sunyi,mereka menanti dengan pasrah kenyataan yang akan mereka hadapi nantinya.

Berhari hari angkasa gelap,hanya ada awan-awan hitam yang tengah berpesta di atas sana. Pelangiku pun ikut tertutup gelapnya angkasa dan semesta. Ku buka jendelaku,yang tercium bukanlah lagi harum bunga dan segarnya udara di pagi hari,namun aku mencium,mendengar dan merasakan tangisan-tangisan,teriakan-teriakan,dan rintihan-rintihan yang amat menyayat hatiku,menusuk di telingaku hingga menembus dadaku.

Mentari sedang lelah,pelangi tak berdaya,hanya awan hitam yang bercokol dan menguasai sang waktu. Danau dan telaga terlalu penuh untuk menampung volume air yang mengalir ke dalamnya,laut pun ikut bergejolak. Pertanda apakah ini semua tuhan ??

Sang pawang berbondong-bondong datang tuk menenangkan alam yang sedang bergejolak,dan dirudung kegulitaan. Namun tak satupun berhasil menenangkan alam,tak ada yang bisa. Karena hanya sang pencipta dengan segala kehendaknya lah yang menentukan kapan awal dan akhir.

Hanya dengan perenungan yang teramat dalam di sebuah keheningan malam yang tenang untuk kembali berintropeksi dan menyadari segala kekurangan dan kekhilafan merupakan kunci dari sebuah gejolak yang sedang terjadi,sampai kunci itu dapat membuka segala belenggu dan rantai yang mengikat kaki-kaki lemah dan tak berdaya.

Sampai mentari kan kembali tersenyum dan pelangi kan membentangkan jembatan kecilnya yang penuh warna warni indah tuk menghiasi langit di angkasa.

Hanya tuhan yang tahu kapan

Hanya waktu yang kan menjawab

No comments:

Post a Comment